Magelang - Stupa bagian atas Candi Borobudur ditutup plastik saat hujan abu Gunung Kelud mulai mengguyur Magelang Jawa Tengah dan sekitarnya. Hal serupa juga dilakukan saat Gunung Merapi meletus dan menebarkan abu vulkanik. Apa beda abu kedua gunung tersebut?
"Kandungan sulfur abu Gunung Kelud rendah, pH-nya sekitar 5-6. Sedangkan PH abu Merapi antara 3-4. Abu Kelud tidak terlalu membahayakan candi, tidak membuat batu atau candi lapuk," jelas Kepala Balai Konservasi Peninggalan Candi Borobudur Marsis Sutopo saat memberikan keterangannya di kantornya, Jumat (14/2/2014).
Berdasarkan analisis pH, Karakteristik abu Kelud lebih fleksibel. Ia tidak mengeras saat terkena air, namun hanya lengket. Jika kena air terus-terusan, maka akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan abu Merapi bercampur pasir sehingga mengeras saat terkena air.
"Saat itu abu Merapi cukup tebal, jadi memang berbahaya dan butuh waktu lama membersihkannya. Kalau Kelud ini kan tipis, sekitar 3 mm," jelasnya.
Meski demikian, pihak pengelola tetap mengambil langkah serupa. Stupa di bagian atas ditutup plastik. Jika kondisi sudah memungkinkan, maka abu akan dibersihkan dalam kondisi kering.
"Bisa dengan sapu atau kuas. Yang penting bukan logam atau benda keras," katanya.
Setelah itu baru dilakukan pembersihan basah. Candi atau stupa disiram dengan air. Diperkirakan pembersihan akan menghabiskan waktu 7-10 hari. Kecuali jika hujan abu Kelud kembali turun dalam beberapa hari terakhir.
"Makanya dua hari ini kita monitor. Kalau aman, maka bisa langsung diambil tindakan," ungkapnya.
Hujan abu turun di Borobudur sekitar pukul 04.00 WIB. Dua jam kemudian, stupa mulai ditutup plastik. Kunjungan ditutup untuk sementara waktu.
Posting Komentar
Orang bijak akan menulis komentar yang baik